Selasa, 30 November 2010

Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation (REDD)


Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation
1.       Apa itu REDD?

Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation adalah kesepakatan internasional yang isinya adalah pemberian insentif kepada negara sedang berkembang yang berhasil mengurangi tingkat emisinya yang berasal dari deforestasi dan degradasi hutan

Berdasarkan data world resources institute menunjukan bahwa deforestasi menyumbangkan sebesar 18% terhadap gas rumah kaca global dan 75% berasal dari negara sedang berkembang, dalam hal ini berarti sebesar 82% gas rumah kaca dihasilkan bukan dari deforestasi hutan.

Hal terpenting yang berupa kesepakatan ini adalah menghasilkan beberapa rencana berupa butir-butir yang dituangkan dalam Bali Action Plan, adapun isi dari Bali Action Plan adalah sebagai berikut:

·         Negara maju harus memenuhi peningkatan pencapaian target penurunan emisi dan membantu negara sedang berkembang dalam hal Capacity building, Technology transfer dan financial
·         REDD dilaksanakan dengan asas sukarela dan menghormati kedaulatan negara
·         Dalam pelaksanaan dan implementasi REDD perlu penguasaan aspek metodologi sesuai standard internasional
REDD diharapkan mampu mengatasi permasalahan lingkungan global yang selama ini terjadi selain REDD juga terdapat beberapa kesepakatan internasional yang membahas tentang lingkungan global ini.
2.      Masalah lingkungan

Masalah lingkungan yang dihadapi REDD adalah masalah deforestasi hutan dan degradasi

3.      Bagaimana kebijakan tersebut dapat mengatasi masalah lingkungan diatas?

Dalam kesepakatan REDD terdapat mekanisme yang secara jelas memberikan insentif kepada negara berkembang untuk mengurangi emisi karbon dari deforestasi dan degradasi hutannya, hal ini diharapkan mampu mengatasi masalah negara berkembang yang selama ini menjadikan hutan sebagai sumber pendapatan negaranya, REDD dapat dikatakan adalah sebuah solusi lingkungan global dimana negara maju didorong dalam pelestarian hutan


4.      Apa keuntungan negara maju dan negara berkembang?
Bagi negara maju, REDD mungkin tidak memberikan keuntungan berupa materi jika dilihat dari segi perekonomian, karena merekalah yang justru dianggap harus memberikan bantuan kepada negara berkembang dalam upaya pelestarian hutan
Bagi negara sedang berkembang, REDD adalah solusi dimana selama ini ada permasalahan yang dihadapi negara sedang berkembang adalah masalah biaya konservasi lingkungan yang mahal, dengan adanya REDD ini diharapkan negara berkembang mampu melestarikan lingkungan
5.      Apa kendalanya?
REDD masih berupa rencana atau rancangan, tentu saja memilik kendala. Diantaranya adalah:
·         Proporsi atau indikator pencemaran yang masih belum jelas.
·         Adanya oportunitas hutan dan insentif REDD
·         Persiapan masing-masing nergara anggota yang belum juga selesai sampai saat ini
·         Dikhawatirkan adanya kecurangan dalam implementasi
·         Belum adanya integrasi penanganan masing-masing negara anggota
Opini kelompok:
Indonesia dan negara berkembang lainnya dirugikan dalam pembangunan ekonomi nasional, REDD yang berjanji memberikan insentif  kepada negara yang berhasil mengurangi emisi dari deforestasi dan degradasi menurut kami kesepakatan ini memberikan nilai posotif yang lebih kecil dibandingkan dengan oportunitasnya. REDD meskipun berdasar atas sukarela namun seolah-olah memaksa negara berkembang untuk ikut, dibuktikan dengan respon yang terjadi dimana costa rica dan PNG mengajukan proposalnya, tanpa mengurangi harapan baik REDD namun kita sebagai bangsa seharusnya juga bersifat kritis dalam hal kebijkan jangan sampai justru merugikan bangsa sendiri dari segi perekonomian.
Insentif berupa Uang, Transfer teknologi dan daya pembangunan adalah infrastruktur pendudkung REDD. Pertanyaannya adalah, kenapa 3 insentif diberikan setelah negara berkembang berhasil mengurangi emisi?  Siapa yang menanggung biaya sebelum insentif diberikan? Bagaimana kalo gagal? Apa yang dilakukan negara maju dengan lingkungannya?


Senin, 01 November 2010

Rotan indonesia

PRODUK UNGGULAN
“Rotan Kalimantan”

1.Definisi
  Rotan adalah sekelompok palma dari puak (tribusCalameae yang memiliki habitus memanjat, terutama CalamusDaemonorops, danOncocalamus. Puak Calameae sendiri terdiri dari sekitar enam ratus anggota, dengan daerah persebaran di bagian tropis AfrikaAsia danAustralasia. Ke dalam puak ini termasuk pula marga Salacca ( misalnya salak), Metroxylon (misalnya rumbia/sagu), serta Pigafetta yang tidak memanjat, dan secara tradisional tidak digolongkan sebagai rotan.
  Batang rotan biasanya langsing dengan diameter 2-5cm, beruas-ruas panjang, tidak berongga, dan banyak yang dilindungi oleh duri-duri panjang, keras, dan tajam. Duri ini berfungsi sebagai alat pertahanan diri dari herbivora, sekaligus membantu pemanjatan, karena rotan tidak dilengkapi dengan sulur. Suatu batang rotan dapat mencapai panjang ratusan meter. Batang rotan mengeluarkan air jika ditebas dan dapat digunakan sebagai cara bertahan hidup di alam bebas
(daftar pustaka: www.wikipedia.com)
2.Harga Rotan
  Harga rotan saat ini (juli tahun 2010)sedang mengalami trend kenaikan. harganya telah mencapai Rp 7.000-8.000 per kilogram, naik sebesar Rp 2.000 - 3.000 dari harga sebelumnya Rp 5.000. Rotan-rotan tersebut diperoleh dari hutan-hutan di kawasan kalimantan.
3.Produk dari rotan
  Meja
  Kursi
  Tas
  Rak
  Makanan



4.Rotan dan pertanian
  Rotan termasuk hasil hutan bukan kayu, tumbuh sangat pesat di hutan daerah kalimantan. Rotan dapat digolongkan dalam hasil pertanian
  Petani rotan pada umumnya berjumlah sangat sedikit yang sengaja menanam rotan dan mengembangkannya
  Wilayah Kalteng banyak memiliki kontribusi yang besar dalam menghasilkan rotan untuk pasar domestik dan manca negara
  Rotan dianggap sebagai tumbuhan yang dapat melindungi kelestarian hutan
5.Rotan dan lapangan kerja
  1. Pada umumnya di penduduk dikalimantan tengah selain menjadi petani sawit juga menjadipetani rotan, rotan dihasilkan dari hutan, para petani tidak menanam rotan karena rotan tumbuh secara melimpah di hutan dan pertumbuhannya juga sangat cepat. Sehingga rotan hutan mampu memberikan penghidupan bagi petani rotan.
  2. Saat ini banyak tersebar rumah kerajinan rotan yang secara tidak langsung membuka lapangan kerja bagi penduduk setempat bahkan diluar kalteng.
6. Petani dan pengerajin rotan
  Petani Rotan, seperti pada umumnya nasip petani dalam hal ini adalah petani rotan, selalu menjadi pihak yang paling penting, namun juga menjadi pihak yang paling dirugikan, hal ini terjadi karena terbatasnya sumber daya petani rotan sendiri.
  Pengerajin/pengusaha, berlaku sebagai masyarakat produksi pada umumnya yang mengutamakan sumber daya manusia, para pengerajin dan pengusaha mampu memberikan tambahan nil terhadap
Add caption
  barang ekonomi yang berasal dari rotan. Sehingga kesejahteraan secara ekonomi dapat

7 . Rotan dan Industri
  Cirebon merupakan sentra industri rotan terbesar di Pulau Jawa, bahkan di tingkat Nasional. Sekurangnya 80% ekspor kerajinan rotan Indonesia berasal dari Cirebon.
  Namun tidak hanya di Cirebon, Kalteng, Jateng, papua, Jakarta juga memilik sentra industri rotan namun tidak sebesar di Cirebon
             Industri rotan melayani pasar domestik dan manca negara

8 Keunggulan Mutu Rotan vs Plastik
Kebijakan Pemerintah yang membatasi ekspor rotan ke luar negri telah membuat industri mebel di luar negeri kekurangan bahan baku furnitur rotan sehingga para ahli dunia menciptakan rotan imitasi yang terbuat dari plastik sebagai bahan baku alternatif. Celakanya, rotan plastik ini malah memiliki berbagai keunggulan dibandingkan rotan alam dan semakin diminati orang-orang, baik di luar negri maupun di Indonesia sendiri.
Rotan plastik memang lebih awet ketimbang rotan alam karena terbuat dari PE (Polyethylene). Tidak seperti rotan alam yang tidak tahan cuaca dan iklim, rotan plastik sangat tahan terhadap terpaan panas dan hujan, baik bila ditempatkan di dalam maupun di luar ruangan. Saking awetnya hingga mampu bertahan sampai berabad-abad karena sulit terdegradasi. Rotan plastik tidak dapat dimakan rayap. Justru nantinya setelah tidak terpakai lagi, furnitur rotan plastik akan menjadi sampah yang sulit terurai dan menumpuk, sama seperti berbagai barang plastik lainnya. Rotan plastik lebih awet, namun tidak ramah lingkungan. Terobosan yang sangat menjatuhkan rotan alami adalah rotan plastik memiliki banyak pilihan warna dan gradasi warna sedangkan rotan alam hanya tampil dengan warna-warna alami. Teksturnya pun lebih halus dan lebih lentur daripada rotan alam. Sepintas tidak ada bedanya antara rotan plastik dengan rotan alam. Beberapa keunggulan ini mampu mendongkrak harga rotan imitasi hingga di atas harga rotan alam. Peminatnya pun diyakini makin mengungguli rotan alam sehingga dikhawatirkan akan mematikan pasar bagi rotan alam.
Mungkin kelebihan-kelebihan ini patut dijadikan refleksi bagi pengrajin mebel rotan alam di Indonesia yang masih bertahan. Sejak dulu, furnitur rotan kita tampil begitu-begitu saja, tanpa ada inovasi baru. Meskipun dinilai klasik, dan all time favourite, tidak seharusnya kita terpaku pada model yang itu-itu saja. Perlu ada pengembangan dalam hal desain, teknologi, dan mutu dengan memperhatikan keinginan konsumen. Kalau tidak dikembangkan, industri rotan alam akan selalu kalah saing.
Sebagai konsumen, kita harus bijaksana dan pintar memilah-milah, jangan hanya demi beberapa fitur unggul dan tampilan modern yang dimiliki rotan plastik, kita beralih begitu saja. Kita harus memikirkan juga dampak jangka panjangnya. Membeli dan menggunakan rotan imitasi sama saja mendukung pertumbuhan rotan plastik yang bahan bakunya diimpor dari Jerman, dan mematikan rotan alam Indonesia yang menjadi sumber penghidupan bagi 2,3 juta petani pemungut rotan. Jangan sampai kita menunggu negara pesaing seperti Italia, China, Vietnam, ataupun negara lainnya menjadi brand utama rotan di dunia, padahal 85 % populasi rotan dunia ada di Indonesia. Rotan alam Indonesia harus tetap dilestarikan. Sebagai bangsa yang diberi potensi luar biasa oleh Tuhan, kita patut berbangga. Mencintai rotan sama dengan mencintai Indonesia.



http://seloagro.files.wordpress.com/2009/04/b-lr-02-kursi-rotan-1.jpg9. Contoh
  Berat: 12 kg
  Rotan: 20 kg
  Harga rotan: 7000/kg                               
  Harga kursi : 1.500.000
  Petani: 20 x 7000 = 140.000
  Pengerajin 20 kg + kreatifitas = 1.500.000
  VA = 1.360.000(harga kreatifitas)


10. Perbandingan ekspor dan dalam negeri
  Total:130.000 ribu ton /thn
  Ekspor rotan dan konsumsi dalam negeri
  77.000 ton/thn
  Dalam negeri sisa : 53.000 ton/thn
  Padahal kenutuhan dalam negeri sekitar 113.000 ton/thn  (sumber: kadin)

11. Daya saing rotan
  Sebagai penghasil rotan terbesar yang menyuplai 85% kebutuhan pasar dunia
  namun pangsa ekspor mebel Indonesia hanya sebesar 2,9%.
  KOK BISA?






12. Peran hasil rotan terhadap PDRB kalteng
  Berada dalam urutan ke 5 penyumbang PDRB prov.kalteng sebesar 43 M dari total PDRB kalimantan tengah sebesar 460 M. Rotan memang sempat menjadi komoditas andalan kalimantan tengah selain hasil kelapa sawit, dan tambang sebenarnya hingga saat inipun rotan masih menjadi unggulan di kalimantan khususnya kalimantan tengah ini.

13. Permasalahan

  Masalah yang dikeluhkan perajin maupun pengusaha besar adalah kurangnya pasokan bahan baku. Setelah dibukanya kran ekspor rotan setangah jadi pada 2005, harga bahan baku naik hingga 50%. Meski harga bahan baku rotan mahal, namun perajin tidak bisa menaikkan harga jual produksi karena terbentur persaingan dengan produsen mebel rotan dari luar negeri, seperti Cina dan Vietnam. 
Petani rotan, masalah yang timbul adalah harga rotan yang terlalu murah terhadap pasar ekspor sehingga petani tidak memperoleh kesejahteraan yang semestinya

14. Saran
Rotan dapat menjadi produk andalan bukan hanya di Kalimantan Tengah, bahkan Indonesia. Saat ini memang Indonesia adalah penyedia rotan terbesar di dunia, namun sayangnya Kalimantan hanya menyediakan rotan dalam bentuk mentah, akan jauh lebih baik apabila rotan di ekspor dalam bentuk produk kerajinan yang dampak multiplier efek nya akan jauh lebih banyak. Pemerintah harus menyediakan infrastruktur dan kelembagaan berupa kebijakan yang mampu mendorong rotan dalam bentuk industri.

Minggu, 24 Oktober 2010

Terms Of Reference Diskusi Panel : Globalisasi bisnis vs Pengusaha Indonesia (Kawan atau lawan)

Globalisasi bisnis atau dalam ilmu ekonomi sering dikatakan sebagai globalisasi ekonomi sering sekali menjadi perdebatan yang cukup serius dikalangan akademisi atau praktisi, hal ini karenakan banyaknya pandangan-pandangan yang positif dan sangat berantusias namun tidak sedikit pula yang mengicingkan mata serta psimistis oleh adanya Globalisasi dibidang perekonomian ini.
Oleh karena itu, Ilmu ekonomi dan studi pembangunan akan mencoba memahami dan meninjau lebih dalam mengenai hal ini, dengan menyertakan ciri atau perspektif khas dari Ilmu Ekonomi dan studi Pembangunan yang mana akan dibahas beberapa hal secara lebih khusus mengenai kebijakan serta penyelesaiaan yang harus dicari dalam menghadapi globalisasi ekonomi.
A.    Apa itu Globalisasi Bisnis atau Globalisasi ekonomi?

Globalisasi bisnis atau globalisasi ekonomi adalah dimana setiap Negara mamungkinkan melakukan bisnis atau kegiatan ekonomi yang meliputi bidang barang dan jasa dengan melintasi batas-batas penghambat, baik secara geografis maupun tariff. Oleh karena itu perlu kesiapan yang matang dalam melakukan perdagangan antar Negara, harus ada kesiapan struktur ekonomi yang kuat secara menyeluruh dan merata untuk melakukan praktik ekonomi terbuka ini.

B.    Badan apa saja yang menyangkut perekonomian atau perdagangan global ini?

1.    World Trade Organization (WTO) atau Organisasi Perdagangan Dunia merupakan satu-satunya badan internasional yang secara khusus mengatur masalah perdagangan antar negara. Sistem perdagangan multilateral WTO diatur melalui suatu persetujuan yang berisi aturan-aturan dasar perdagangan internasional sebagai hasil perundingan yang telah ditandatangani oleh negara-negara anggota. Persetujuan tersebut merupakan kontrak antar negara-anggota yang mengikat pemerintah untuk mematuhinya dalam pelaksanaan kebijakan perdagangannya. Walaupun ditandatangani oleh pemerintah, tujuan utamanya adalah untuk membantu para produsen barang dan jasa, eksportir dan importer dalam kegiatan perdagangan.Indonesia merupakan salah satu negara pendiri WTO dan telah meratifikasi Persetujuan Pembentukan WTO melalui UU NO. 7/1994.

2.     GATT (General Agreement on Tariffs and Trade) atau perjanjian umum tentang tarif-tarif dan perdagangan didirikan pada tahun 1948 di Genewa, Swiss. Pada waktu didirikan, GATT beranggotakan 23 negara, tetapi pada saat sidang terakhir di Marakesh pada 5 April 1994 jumlah negara penandatangan sebanyak 115 negara. Kesepakatan dalam GATT yang mulai berlaku sejak 1 Januari 1948 tertuang dalam tiga prinsip, yaitu:
§  Prinsip resiprositas, yaitu perlakuan yang diberikan suatu negara kepada negara lain sebagai mitra dagangnya harus juga diberikan juga oleh mitra dagang negara tersebut.
§  Prinsip most favored nation, yaitu negara anggota GATT tidak boleh memberikan keistimewaan yang menguntungkan hanya pada satu atau sekelompok negara tertentu.
§  Prinsip transparansi, yaitu perlakuan dan kebijakan yang dilakukan suatu negara harus transparan agar diketahui oleh negara lain.
Sesuai dengan perkembangannya, masing-masing negara anggota GATT menghendaki adanya perdagangan bebas. Pada pertemuan di Marakesh, Maroko 5 April 1994 GATT diubah menjadi World Trade Organization (WTO) mulai tanggal 1 Januari 1995.
Dalam skema perdagangan internasional hal yang paling mudah kita lihat dalam memahami hal ini serta kondisi Negara kita adalah melalui ekspor dan impor

Tabel Ekspor
Tabel Ekspor Menurut Bulan, Tahun 2010
Table Export by Month, Year 2010
Bulan/Month
Nilai/Value (US $)
Berat/Weight (KG)
Januari/January
11 595 867 120
43 728 031 415
Pebruari/February
11 166 450 436
34 365 506 564
Maret/March
12 774 365 884
42 805 393 284
April/April
12 035 247 591
37 246 261 411
Mei/May
12 619 125 277
39 517 382 367
Juni/June
12 330 114 499
39 882 450 381
Juli/July
12 486 972 905
36 176 018 308
Agustus/August
0
0
September/September
0
0
Oktober/October
0
0
Nopember/November
0
0
Desember/December
0
0
T O T A L
85 008 143 712
273 721 043 730
grafik1.php (1).pnggrafik1.php.png


Tabel Impor Bulanan
Tabel Impor Menurut Bulan, Tahun 2010
Table Import by Month, Year 2010
Bulan/Month
Nilai/Value (US $)
Berat/Weight (KG)
Januari/January
9 490 458 938
8 244 314 490
Pebruari/February
9 498 139 407
8 087 892 289
Maret/March
10 972 641 400
8 994 268 257
April/April
11 235 788 469
9 322 467 216
Mei/May
9 980 350 088
8 562 152 396
Juni/June
11 760 001 067
10 011 964 480
Juli/July
12 625 936 085
9 877 129 572
Agustus/August
0
0
September/September
0
0
Oktober/October
0
0
Nopember/November
0
0
Desember/December
0
0
T O T A L
75 563 315 454
63 100 188 700
imp2.pngimp2.png

Tabel dan grafik diatas adalah gambaran ekspor-impor negara kita dalam beberapa bulan terakhir, berdasarkan statistik diketahui bahwa total ekspor kita lebiah besar. Namun hal ini tidaklah menandakan bahwa Negara kita adalah Negara eksportir di dunia, dan ini pula gambaran hanya beberapa peride saja, jadi tidak dapat dijadikan landasan nasional secara menyeluruh. meski rasio ekspor-impor menunjukan nilai positif. Indonesia memang Negara pengekspor komoditas tertentu, namun rata-rata adalah bahan baku yang nantinya diperuntukan indutri luar negeri. Hal inilah yang membuat Indonesia memiliki anomaly kondisi perekonomian, dimana kita semua tahu bahwa perekonomian Indonesia juka mengacu pada GDP tentu menunjukan hal sangat positif dengan pertumbuhan diatas rata-rata namun lagi-lagi ini tidak mewakili perekonomian nasional apalagi kesejahteraan ekonomi masyarakat.
Kebijakan-kebijakan pemerintah dalam Ekonomi:
Kebijakan Fiskal :
Kebijakan fiskal (Fiscal Policy) adalah kebijakan pemerintah dengan menggunakan belanja negara dan perpajakan dalam rangka menstabilkan perekonomian.
Tujuan Kebijakan Fiskal
Tujuan dari kebijakan fiskal yaitu:
  1. Untuk meningkatkan produksi nasional (PDB) dan pertumbuhan ekonomi.
  2. Untuk memperluas lapangan kerja dan mengurangi pengangguran.
  3. Untuk menstabilkan harga-harga barang, khususnya mengatasi inflasi.
Perangkat Kebijakan Fiskal
Ada dua perangkat kebijakan fiskal yaitu:
  1. Belanja/pengeluaran negara (G = Government Expenditure)
  2. Perpajakan (T = Taxes)
  3. Subsidi
Jenis-jenis Kebijakan Fiskal
  1. Kebijakan fiskal ekspansif (expansionary fiscal policy): menaikkan belanja negara dan menurunkan tingkat pajak netto. Kebijakan ini untuk meningkatkan daya beli masyarakat . Kebijakan fiskal ekspansif dilakukan pada saat perekonomian mengalami resesi/depresi dan pengangguran yang tinggi.
  2. Kebijakan fiskal kontraktif: menurunkan belanja negara dan menaikkan tingkat pajak. Kebijakan ini bertujuan untuk menurunkan daya beli masyarakat dan mengatasi inflasi.
Dalam praktik perekonomian di Indonesia kebijakan fiskal baik ekspansif maupun kontraktif adalah instrument ekonomi yang berfungsi sebagai pengendali, namun apabila kita mau sedikit mencermati kebijakan ini serta fenomena yang ada di Indonesia sendiri kebijakan fiskal yang kita miliki justru tidak mampu memberikan kondisi yang lebih baik terutama dalam konteks keadaan kita yang sedang dipaksa menghadapi pasar bebas.
Dampak begutu terasa terhadap masyarakat, terutama masyarakay produksi. Kita ambil beberapa kebijakan yang menunjukan kontradiktif antara instrument kebijakan sendiri dan masyarakat produksi atau pengusaha yang khusus kita bahas saat ini.
Pertama adalah pajak, di Indonesia pajak adalah sumber pendapatan negara terbesar, sifat dari pajak adalah paksaan apabila kita kaitkan dengan pengusaha dan dampaknya terhadap daya ekspansi kita ke luar negeri tentu saja ada. Hal ini dapat dilihat dengan begitu sedikitnya masyarakat kita yang terjun menjadi pengusaha, karena di Indonesia cenderung dipersulit dengan tatanan kelembagaan dan administrative seperti pajak. Yang mana pengusaha kita harus dibebani dengan pajak-pajak yang begitu besar.
Pajak yang ditanggung pengusaha akan dijadikan sebagai biaya produksi, dampaknya adalah harga output yang mahal. Disini dapat kita cermati bahwa sebenarnya apapun kebijakan yang diterapkan maka konsumenlah yang sebenarnya dipaksa menanggung. Selain itu tingginya harga merupakan wujud menurunnya daya saing produk kita, dimana semua kita tahu barang-barang impor kadang lebih murah dari barang lokal.
Kedua adalah subsidi, subsidi belakangan ini ramai dibicarakan. Hal atau isu paling dekat adalah pencabutan subsidi BBM premium. Dukungan dan perlawanan terjadi disemua kalangan masyarakat. Namun lagi-lagi suatu kebijakan yang tidak bijak dikeluarkan pemerintah kita. Selama ini pemerintah mengalokasikan APBN negara sebagian adalah untuk subsidi BBM. Subsidi diberikan kepada “semua” konsumen. Artinya tidak ada pembedaan daya beli.n ironisnya kebanyakan pengkonsumsi BBM adalah golongan dengan daya beli yang cukup tinggi. Artinya pemerintah sedang memberikan subsidi kepada orang-orang kaya yang memiliki kendaraan, padahal coba kita lihat, dampak dari BBM bukan hanya untuk orang yang meiliki kendaraan bermotor.
Rencana pemerintah yang ingin mencabut subsidi sebenarnya sudah tepat, namun perlu satu langkah strategis lagi. Pemerintah berencana mencabut semua subsidi premium atau BBM. Wacana yang dilontarkan berupa kuota, zero subsidy, plat dll. Kebijakan ini baru dijadikan rencana.
BBM erat kaitannya dengan kegiatan usaha. Karena BBM adalah barang input bagi produsen, dengan adanya pencabutan subsidi BBM secara tidak langsung pemerintah memaksa para produsen menjual produk dengan harga lebih mahal, ini pula yang menyebabkan produk kita kurang diminati Karen kebijakan-kebijakan yang dibuat hanya menghasilkan “high cost economics” bagaimana kita bisa menjual dan bersaing di pasar bebas apabila harga barang dari luar negeri lebih murah dan berkualitas???
Kebijakan Moneter adalah kebijakan pemerintah untuk mengendalikan jumlah uang beredar, tingkat bunga, dan perkreditan dalam rangka mengendalikan perekonomian.Kebijakan moneter Indonesia diputuskan dan dilakukan oleh Bank Sentral yaitu Bank Indonesia. Dalam bahasan kali ini kita akan membahas kebijakan yang kaitannya kuat dengan dunia usaha dan tentu saja perdagangan bebas.
Kebijakan moneter yang kaitannya kuat antara bisnis dan pasar bebas adalah tingkat bunga. Karena tingkat bunga mempengaruhi langsung terhadap pasar. Kronologi dari hal ini dapat kita lihat saat ada gejolak naik turunnya tingkat bunga bank, saat bunga bang tinggi liquidity preference dari masarakat untuk memegang uang pun jadi rendah, masyarakat akan memilih untuh menyimpan uangnya di bank dan tidak membelanjakan uang nya untuk hal-hal ekonomi, namun coba kita amati saat bunga bank rendah, masayarakat akan memilih untuk melakukan pinjaman kredit bank dan memakai uangnya, saat inilah baunga bank berperan dalam hal menciptakan daya saing produk terhadap pasar bebas
Saat bunga bank rendah, pengusaha mampu melakukan produksi dengan biaya yang rendah pula, sehingga harga jual produk dapat ditekan, artinya barang kita setidaknya mampu bersaing dalam harga dengan produk asing, selain itu pengusaha memiliki keberanian dalam melakukan ekspansi usahanya itu.